E Pendapatan perorangan. Jawaban: C. Produk nasional. Pembahasan: Produk Nasional Bruto adalah jumlah seluruh produk barang dan jasa suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam pengertian ini, barang dan jasa yang Biayatotal adalah seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya variabel. Penghasilan atau revenue, merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh penjual barang. Biaya total (total cost disingkat tc) : Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. 13 Suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan/profit disebut. a. BEP b. ES c. TVC d. TC e. TFC Jawaban: a 14. Kepanjangan dari BEP adalah. a. Break Even Past b. Break Even Point c. Broke Even Padakegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik. 3. Penyimpanan produk selesai Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke dalam gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan. 4. Penjualan produk selesai. RumusAnalisis Break Even adalah: BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit), dimana Fixed cost adalah biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi, dan Variable cost adalah biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada banyak sedikit jumlah barang yang diproduksi (Anonimb, 2006). Vay Tiền Nhanh Chỉ CαΊ§n Cmnd. Harmoni/Diupdate Juli 10, 2020 Dalam sebuah dunia bisnis, biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Namun adapun tujuan yang diperoleh dari informasi biaya tersebut, yaitu dapat digunakan sebagai sebuah proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Konsep biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa, yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Namun secara umum, dalam akuntansi manajemen dikenal 2 dua golongan biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Dari kedua jenis biaya tetap dan biaya variabel memiliki beberapa perbedaan. Biaya variabel dan biaya tetap adalah dua biaya utama yang dimiliki perusahaan ketika memproduksi barang dan to Tweet Maka penting bagi perusahaan untuk bisa membedakan jenis biaya tetap dan biaya variabel tersebut karena berkaitan dengan penghitungan dan cara perusahaan mengambil keputusan. Biaya-biaya ini akan dikeluarkan dalam tahapan proses produksi. Demi bisa mencapai target seperti berapa kuantitas produk yang dibuat atau peralatan apa saja yang digunakan dalam proses produksi, peran biaya tetap dan biaya variabel sangatlah diperlukan dalam melakukan kegiatan ini. Sebelum mengeluarkan pembiayaan tertentu, perusahaan perlu membuat estimasi berapa yang dibutuhkan, disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Pengertian Biaya Tetap Fixed CostMengenal Biaya Variable Variable CostBahan LangsungTenaga Kerja LangsungPemenuhan Kebutuhan Alat ProduksiUpah Lembur Tenaga KerjaKomisiPerbedaan Biaya Tetap dan Biaya VariabelBerdasarkan PengertianBerdasarkan PenilaianWaktu TerjadinyaBerdasarkan Biaya SatuanBerdasarkan PerilakuKomposisi Biaya Biaya Overhead PabrikBiaya ProduksiJenis-Jenis Biaya ProduksiBiaya Tetap Fixed CostVariable CostBiaya Total Total CostBiaya Rata-Rata Average CostBiaya Marjinal Marginal Cost Pengertian Biaya Tetap Fixed Cost Pengertian dari Biaya tetap atau yang disebut juga dengan fixed cost adalah suatu biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam keadaan konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah walaupun mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Maka dapat dikatakan bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam sebuah biaya tetap, adapun 2 macam yang terdapat dalam biaya tetap itu sendiri yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost. Adapun beberapa contoh yang terdapat dalam biaya tetap adalah biaya sewa gedung, gaji karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya cukai jika pengiriman produk dilakukan hingga ke luar negeri, pembayaran pinjaman, dan sebagainya. Dalam sebuah biaya tetap yang senantiasa konstan bukan berarti biaya tetap tersebut akan selalu konstan. Namun biaya tetap dapat berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Adapun contoh yang terdapat dalam biaya tetap yaitu Depreciation Penyusutan depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah pembebanan bertahap dan sistematis terhadap biaya aset berwujud seperti peralatan produksi selama umur manfaatnya. Insurance Asuransi asuransi adalah biaya berkala berdasarkan kontrak asuransi. Interest Expenses Beban Bunga yang dimaksud dengan beban bunga adalah biaya dana yang dipinjamkan ke perusahaan oleh pemberi pinjaman. Namun beban bunga ini digolongkan sebagai biaya tetap apabila suku bunga tetap dimasukkan ke dalam perjanjian pinjaman. Property Tax Pajak Properti pajak properti adalah pajak yang dibebankan ke perusahaan oleh pemerintah setempat, yang didasarkan pada biaya asetnya. Rent Biaya Sewa biaya sewa yang dimaksud disini adalah biaya berkala untuk penggunaan real estat kantor, pabrik, gudang miliki orang lain yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Salary Gaji gaji adalah jumlah kompensasi tetap yang dibayarkan kepada karyawan. Utility Utilitas contoh biaya utilitas adalah seperti biaya listrik, gas, telepon dan sebagainya. Dalam biaya ini memiliki elemen variabel, tetapi sebagian besar tetap. Biaya tetap memiliki fungsi dalam hal ini dapat diartikan bahwa biaya tetap akan selalu konstan hingga periode tertentu, periode dimana biaya dapat ditingkatkan maupun diturunkan oleh pihak yang bersangkutan tetapi perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Mengenal Biaya Variable Variable Cost Variable cost atau disebut sebagai biaya variabel merupakan suatu biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk yang diproduksi. Apabila semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Namun begitu pula sebaliknya, jika jumlah volume produk yang diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga kecil. Dan dapat dikatakan bahwa biaya variabel tergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang yang dilakukan sebuah perusahaan. Adapun contoh yang terdapat dalam biaya variabel yaitu Bahan Langsung Bahan yang berhubungan dengan proses produksi langsung atau yang biasa disebut sebagai bahan baku. Bahan langsung bisa berubah sesuai dengan jumlah produk yang telah diproduksi. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja yang langsung berperan dalam produksi sebuah barang. Tenaga kerja akan dibayar saat sudah menghasilkan suatu produk. Namun hanya tenaga kerja sementara saja yang upahnya masuk ke dalam biaya variabel. Pemenuhan Kebutuhan Alat Produksi Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berjalannya alat proses produksi. Seperti oli untuk mesin produksi, atau listrik untuk mesin. Upah Lembur Tenaga Kerja Upah lembur tenaga kerja dihitung dari jumlah jam yang dihabiskan oleh tenaga kerja untuk lembur saat bekerja akan dihitung sebagai biaya variabel. Komisi Komisi dihitung setiap keberhasilan penjualan produk dengan jumlah tertentu, karena berubah berdasarkan jumlah produksi dan penjualan. Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Seperti yang disebutkan diatas mengenai pengertian biaya tetap dan biaya variabel, penting untuk tahu apa perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini berkaitan dengan penganggaran maupun penghitungan berbagai kebutuhan lainnya. Adapun perbedaan biaya tetap dan biaya variabel dibawah ini Berdasarkan Pengertian Anda dapat melihat perbedaan tersebut berdasarkan pengertian dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap adalah biaya yang tetap berjumlah sama, tidak berkaitan dengan berapa volume produksi atau jasa yang dihasilkan. Artinya, ketika volume tinggi maupun rendah, biaya yang diperlukan tetap sama. Biaya tetap tidak terpengaruh fluktuasi sesaat yang mungkin terjadi. Sementara biaya variabel adalah biaya yang ikut berubah. Perubahan ini berjalan beriringan dengan perubahan dalam output atau hasil produksi. Berdasarkan Penilaian Sementara berdasarkan penilaiannya, biaya tetap terkait dengan waktu. Namun biaya variabel berhubungan dengan volume. Hal ini akan menentukan berapa besaran biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel saat proses produksi dilakukan. Waktu Terjadinya Perbedaan biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat berdasarkan waktu terjadinya pada kedua biaya tersebut. Mengingat biaya tetap tidak mengalami perubahan atau jumlahnya tetap sama. Jadi, sifat dari biaya tetap adalah pasti. Bahkan jika tidak ada unit yang diproduksi sekalipun, biaya tetap akan berada di angka yang sama. Di sisi lain, biaya variabel hanya akan dikeluarkan ketika ada proses produksi. Jika tidak ada proses produksi, maka perusahaan bisa jadi tidak mengeluarkan biaya variabel sama sekali. Berdasarkan Biaya Satuan Biaya satuan untuk biaya tetap dapat mengubah harga satuan dari tiap unit yang diproduksi. Jika proses produksi menghasilkan unit yang banyak, maka biaya tetap akan mengalami penurunan per unit. Begitu pula sebaliknya, jika unit yang dihasilkan sedikit, biaya tetap bisa naik. Dalam biaya tetap, biaya satuan berbanding terbalik dengan jumlah unit yang diproduksi. Sementara dalam biaya variabel, jumlahnya akan tetap sama dalam hitungan produksi per unit. Terlepas dari banyak atau sedikitnya jumlah unit yang diproduksi, biaya variabel akan berjalan seperti ini. Berdasarkan Perilaku Untuk biaya tetap, perilaku atau sifatnya tetap konstan hingga jangka waktu tertentu. Sementara untuk biaya variabel, akan ada perubahan seiring dengan naik turunnya tingkat produksi atau output yang dilakukan. [elementor-template id="26379"] Komposisi Biaya Dalam biaya tetap, ada komposisi seperti overhead produksi tetap, biaya penjualan tetap, distribusi overhead, hingga biaya administrasi tetap. Sementara biaya variabel melibatkan pengeluaran untuk tenaga kerja langsung, bahan langsung, beban langsung, variabel penjualan, variabel produksi overhead, hingga distribusi overhead. Anda dapat melihat dari contohnya, jelas perbedaan yang terdapat antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Overhead Pabrik Yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik adalah semua biaya biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk atau pun job. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Barang Item biaya overhead Pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Dan meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriteria sebagai biaya variabel dan biaya tetap. Maka untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini memiliki peran yang sangat penting pada kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan. Biaya Produksi Biaya produksi adalah suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambahkan bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran. Dan dapat diartikan bahwa produksi merupakan sebuah proses dalam mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang lain, seperti hal nya dalam suatu pabrik. Jadi jasa pengangkut atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang melakukan proses ini disebut produsen. Tujuan dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba. Hal itu menjadi latar belakang kenapa biaya produksi itu penting. Anda yang sedang berusaha memulai bisnis sendiri bisa mengetahui laba atau ruginya perusahaan dengan membandingkan antara biaya produksi dengan pendapatan atau pendapatan bersih yang diperoleh. Selain itu dengan memahami konsep biaya produksi ini, Anda akan mudah untuk mengambil keputusan-keputusan jangka pendek. Keputusan-keputusan jangka pendek seperti kebutuhan pembelian bahan baku. Kedua adalah penentuan harga barang ketika dijual. Baca Juga Penjelasan Lengkap Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual Jenis-Jenis Biaya Produksi Perlu Anda ketahui, terdapat beberapa macam jenis dalam biaya produksi, berikut jenis-jenisnya Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap Fixed cost adalah biaya yang keluar setiap periodenya dan tidak bergantung pada berlangsung atau tidak berlangsungnya produksi. Biasanya biaya tetap ini berhubungan dengan aset-aset perusahaan dalam jangka waktu panjang seperti gedung, administrasi, pajak, biaya listrik dan air juga komponen-komponen tetap lainnya. Variable Cost Berbeda dengan biaya tetap yang nilainya tetap, biaya variabel adalah biaya yang pengeluarannya tergantung jumlah produksi. Semakin banyak barang yang diproduksi maka biaya variabel yang keluar juga akan semakin banyak. Biaya variabel ini biasanya berhubungan langsung dengan trend pasar. Ketika trend pasar sedang meningkat, maka biaya variabel yang perlu untuk dikeluarkan juga akan semakin meningkat. Namun apabila jika trend sedang menurun dan perusahaan memutuskan mengurangi produksi, maka biaya variabel terkait produksi seperti gaji pekerja dan bahan baku utama juga akan semakin menurun. Biaya Total Total Cost Biaya total Total Cost adalah seluruh penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan setiap periodenya. Biaya Rata-Rata Average Cost Jika Anda sedang membuat rata-rata biaya per periode, Anda dapat menggunakan metode Biaya rata-rata average cost. Anda dapat menghitung biaya rata-rata produksi dengan menghitung biaya total kemudian dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dari biaya rata-rata ini Anda sudah bisa menentukan harga jual produk Anda. Karena jika menggunakan biaya variabel atau biaya tetap saja ketika menghitung harga jual salah satu komponen dalam biaya Anda tidak terpenuhi. Sehingga kemungkinan Anda akan mengalami kerugian. Biaya Marjinal Marginal Cost Biaya marjinal adalah setiap tambahan ketika menambah satu unit produksi. Definisi dari biaya marjinal ini mirip dengan biaya variabel. Bedanya, biaya marjinal ini akan muncul ketika Anda melakukan ekspansi usaha. Jika belum melakukan ekspansi usaha dan masih melakukan proses produksi seperti dengan biayanya maka yang keluar adalah biaya variabel. Sebagai pemilik usaha, sangat penting untuk melacak dan lebih memahami bagaimana berbagai biaya berubah dengan perubahan volume dan tingkat output. Rincian biaya-biaya ini menentukan tingkat harga layanan dan membantu dalam banyak aspek lain dari strategi bisnis secara keseluruhan. Jenis dari kedua biaya tetap dan biaya variabel ini juga merupakan suatu bahan utama untuk berbagai metode penetapan biaya yang digunakan oleh bisnis, termasuk penetapan biaya pesanan pekerjaan, penetapan biaya berdasarkan aktivitas dan penetapan biaya proses. Namun dari beberapa hal yang disebutkan di atas, jelas bahwa kedua biaya tersebut sangat berlawanan dan memiliki perbedaan satu sama lain, dan mereka tidak sama dalam hal apapun. Maka penting bagi Anda untuk mengetahui hal perbedaan tentang kedua hal ini untuk perkembangan bisnis Anda. Selain itu dalam pencatatan kedua biaya ini Anda juga bisa menggunakan software pencatatan keuangan untuk memudahkan itu semua. Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Harmony. Harmony adalah software akuntansi online yang bisa membantu Anda dalam masalah pembukuan. Harmony memiliki banyak fitur yang sudah mengikuti standart akuntansi keuangan yang ada dan dikemas dengan desain yang mudah digunakan walau Anda tidak memiliki background akuntansi sekalipun. Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan nikmati free trial 30 hari untuk pengguna baru dengan klik di sini. Dapatkan semua info mengenai fitur dan modul aplikasi Harmony dengan follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony. Pembukuan Lebih Mudah!Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!COBA GRATIS HarmoniHarmony menyajikan artikel seputar bisnis, keuangan, perpajakan dan finansial untuk membantu para pemilik usaha kecil. Dapatkan cara mudah membereskan keuangan usaha Anda menggunakan Harmony dan coba gratis 30 Social Media KamiDapatkan konten terbaru dari HarmonyArtikel Populer Lainnya Cara Menghitung BEP – Sebelum memahami tentang Cara Menghitung Break Even Point BEP Suatu Usaha Dagang dan Usaha Bisnis, ada baiknya jika kalian mengenal terlebih dahulu tentang Apa Itu Break Even Point BEP didalam suatu Usaha Bisnis. Dan langsung saja untuk Pengertian Break Even Point BEP Menurut Wikipedia Indonesia adalah sebuah Titik dimana Biaya Pengeluaran Modal dan Pendapatan seimbang sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan didalam Suatu Usaha Bisnis maupun Usaha Dagang yang akan dan sedang dijalani, dan didalam Ilmu Akuntansi hal ini disebut dengan Break Even Point BEP. Didalam menghitung Break Even Point BEP Suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang sangatlah penting sekali karena sebagai Pengusaha tentunya harus pintar dalam menghitung Untung Rugi sebuah Usaha yang akan digeluti dan dijalani, karena disetiap Usaha Bisnis pastilah membutuhkan Modal Besar dan tidak sedikit. Oleh karena itu dengan adanya Break Even Point BEP ini sangat membantu bagi para Pengusaha untuk menghitung kapan Modal Usaha itu balik Balik Modal, sehingga ketika sudah mengetahui Kapan Modal Usaha itu Balik Modal maka Pengusaha bisa mengetahui kapan Usaha tersebut bisa Menguntungkan. Kemudian Jenis Break Event Point BEP dalam Suatu Usaha Bisnis dibagi menjadi Dua Jenis BEP yang antara lain Break Event Point BEP Unit yakni Titik Pulang Pokoko Modal yg dinyatakan didalam Jumlah Penjualan suatu Produk di Nilai tertentu dan yang Kedua adalah Break Event Point BEP Rupiah yakni titik pulang pokok yg dinyatakan oleh Jumlah Penjualan atau Harga Penjualan tertentu. Untuk Rumus Break Event Point dan Cara Menghitung Break Event Point tersebut bisa kalian lihat penjelasannya dibawah ini karena telah dijelaskan secara lebih detail. Rumus dan Cara Menghitung BEP Unit = Biaya Tetap / Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit Keterangan nya Biaya Tetap adalah Biaya yg Jumlahnya tetap, walaupun didalam Usaha Kalian tidak sedang berproduksi Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan Biaya Variabel Per Unit adalah Total Biaya Variable Perunit TVC/Q Rumus BEP Rupiah dan Cara Menghitung BEP Rupiah Rumus dan Cara Menghitung BEP Rupiah = Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Hari Harga Per Unit Keterangannya Biaya Tetap adalah Biaya yg Jumlahnya tetap, walaupun didalam Usaha Kalian tidak sedang berproduksi Kontribusi Margin Per Hari adalah Total Jual Per Unit – Biaya Variable Per Unit Selisih Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan Contoh Soal BEP Break Even Point Bisnis Usaha Usaha Dagang UD Tegar Jaya di Tahun 2017 mempunyai Data – Data Biaya dan Rencana Produksi sebagai berikut Diketahui 1. Biaya Tetap Dalam Sebulan adalah sebanyak Rp. 150 Juta yang terbagi dari Rp. Biaya Penyusutan Mobil Kijang Rp. Biaya Gaji Pemilik Rp. Biaya Gaji Asuransi Kesehatan Rp. Biaya Gaji Sewa Gedung Kantor Rp. Biaya Gaji Sewa Pabrik Rp. BIaya Gaji Pegawai 2. Biaya Variable Per Unit mencapai Rp. yang terdiri dari Rp. Biaya Bahan Baku Rp. Biaya Listrik dan Air Rp. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. Biaya Lain – Lain 3. Harga Jual Per Unit Rp. Jawabannya Cara Menghitung BEP Dalam Unit milik Badan Usaha Tegar Jaya adalah = Biaya Tetap / Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit = Rp. / Rp. – Rp. = Rp. / Rp. = Unit Cara Menghitung BEP Dalam Rupiah milik Badan Usaha Tegar Jaya adalah = Biaya Tetap / Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit = Rp. / Rp. / Rp. = Rp. / = Rp. Jadi Nilai Break Event Point BEP dari Badan Usaha Tegar Jaya tercapai ketika Penjualan Barang Produknya mencapai Unit, yang telah dibuktikan dengan Cara Menghitung BEP Unit Badan Usaha milik Tegar Jaya. Dan jika didalam BEP Rupiah dari Badan Usaha milik Tegar Jaya tercapai jika menyentuh Penjualan Produk Barang dengan nilai sebesar Rp. 600 Juta. Dan sebagai tambahan informasi saja bahwa didalam Cara Mencari Break Event Point BEP dalam suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang, maka nilai dari BEP tersebut sangat tergantung dari Perubahan Harga Jual Per Unit, Perubahan Biaya Tetap, Perusahaan Biaya Variable dan Perubahan Komposisi Sales Mix sehingga bagi kalian sebagai Pengusaha dan Pemilik Suatu Usaha harus mengetahui secara pasti Nilai dari Biaya – Biaya tersebut didalam Suatu Bisnis Usaha Anda. Mungkin hanya seperti itu saja pembahasan tentang Rumus BEP dan Cara Menghitung BEP yang bisa saya berikan kepada para Pembaca, dan semoga saja ulasan tentang salah satu Rumus Akuntasi ini dapat berguna dan bermanfaat kepada kalian para Pembaca. Ketika kamu menjalankan sebuah bisnis, banyak hal yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Salah satu hal yang sangat penting adalah biaya produksi. Pengetahuan tentang biaya ini sangat penting karena akan berpengaruh pada kelangsungan bisnis seseorang. Biaya produksi adalah salah satu aspek terpenting dalam laporan keuangan. Biaya produksi adalah komponen penting dalam penyusunan harga jual di pasaran. Agar terhindar dari kerugian, kamu sebagai pengusaha harus menghitung secara mendetail biaya produksi, mulai dari bahan baku hingga biaya tak terduga lainnya. Selain itu, biaya produksi diperlukan guna membantu perusahaan melakukan analisa dan evaluasi laba rugi, supaya laporan keuangan perusahaan lebih terstruktur. Ingin tahu lebih banyak tentang apa itu biaya produksi? Saat kamu menjalankan sebuah usaha, dalam pengadaan barang atau jasa maka tentu dibutuhkan penghitungan biaya produksi atau production cost. Penghitungan biaya ini memiliki peranan penting untuk mengetahui unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran biaya yang disebutkan. Hal ini tentu akan membantu kamu sebagai pengusaha dalam analisa dan evaluasi untuk proses produksi yang dilakukan. Dalam operasional bisnis, pengertian biaya produksi adalah sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan pengolahan dan produksi bahan baku demi terciptanya suatu produk. Biaya produksi atau cost production merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan atau badan usaha, mulai dari proses pengelolaan bahan mentah hingga menghasilkan barang jadi. Akumulasi dana yang dikeluarkan dalam proses ini disebut sebagai cost production. Biaya produksi diperlukan untuk mengetahui harga jual suatu produk. Setelah seluruh biaya produksi dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output yang dihasilkan dari biaya tersebut dan menetapkan harga lengkap dengan margin labanya. Terdapat tiga unsur yang berpengaruh pada besarnya cost produksi, yakni biaya bahan baku langsung, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung merupakan bahan dengan wujud fisik dan akan diproses menjadi produk lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Sementara itu, para tenaga kerja membantu proses produksi dan akan mendapatkan upah. Unsur yang terakhir adalah overhead pabrik yang merupakan kumpulan komponen dalam industri manufaktur. Biaya-biaya yang masuk dalam unsur ini seperti biaya bahan baku tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya air serta listrik, asuransi pabrik, serta biaya-biaya lain yang termasuk pengeluaran rutin perusahaan. Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkan keuntungan. Kegiatan tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi sebuah perusahaan. Baca Juga Supplier atau Pemasok Pengertian, Jenis dan Contohnya Unsur Biaya Produksi Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. 1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan diproses menjadi bagian barang jadi, atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana. 2. Direct Labor atau Tenaga Kerja Langsung Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi. Keterlibatan sumber daya manusia membuat perusahaan wajib memberikan upah sebagai ganti tenaga yang telah dikeluarkan. Sehingga, unsur biaya produksi adalah biaya sumber daya manusia. Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk gaji bulanan atau dalam periode tertentu sesuai kesepakatan. 3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran tertentu. Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur. Tanpa memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi. Adanya ketiga unsur penting ini tidak bisa dilepaskan dari biaya produksi sebuah perusahaan. Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan memengaruhi biaya yang akan dicatat dalam laporan keuangan, seperti Adanya biaya bahan baku tak langsung Tenaga kerja tidak langsung Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi Amortisasi dan depresiasi Biaya air dan listrik pabrik Asuransi pabrik Operasi, dll. Hal tersebut akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu bisnis. Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa. Selain itu, pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan perusahaan. Baca Juga Produksi Massal Pengertian, Keuntungan, dan Tahapannya Jenis-Jenis Biaya Produksi Secara garis besar, biaya produksi perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya produksi eksplisit dan implisit. Selengkapnya tentang penjelasan dua jenis biaya produksi tersebut adalah sebagai berikut. Biaya Eksplisit Langsung Biaya eksplisit atau langsung merupakan jenis biaya produksi yang dialokasikan perusahaan dalam membeli sejumlah kebutuhan dengan pembayaran tunai. Dalam hal ini, contoh biaya produksi adalah pembelian bangunan, tanah, mesin, gaji karyawan, dan bahan baku. Jenis biaya produksi eksplisit akan dicatat secara langsung dalam laporan keuangan. Besaran biaya langsung seringkali berbeda setiap waktunya. Mengingat harga bahan baku atau kebutuhan lainnya mengalami naik turun. Biaya Implisit Tersembunyi Jenis biaya produksi berikutnya adalah biaya implisit tersembunyi. Biaya implisit merupakan pengeluaran perusahaan dalam memberikan fasilitas produksi tanpa memengaruhi proses manufaktur secara langsung. Namun hasilnya dirasakan dalam jangka panjang. Biasanya biaya tidak langsung ini dimasukkan dalam biaya overhead. Contoh biaya produksi eksplisit yaitu perawatan mesin, pelatihan SDM, biaya sewa, dan sebagainya. Baca Juga Contoh dan Cara Menghitung Biaya Peluang Contoh Komponen Biaya Produksi Ketika terlibat dalam sebuah proses produksi, sangat penting untuk mengetahui hal apa saja yang termasuk production cost. Apalagi pengeluaran dana tersebut akan berpengaruh pada harga barang dan pelaporan keuangan perusahaan. Beberapa contoh biaya produksi yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi terdiri dari Biaya Tetap/Fixed Cost Biaya tetap merupakan jumlah biaya tetap yang harus dikeluarkan dan tidak bergantung pada hasil produksi dalam kurun waktu tertentu. Misalnya biaya sewa gedung, biaya administrasi, serta pajak perusahaan. Biaya Variabel/Variable Cost Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dapat berubah-ubah, tergantung dengan hasil produksi. Bila hasil produksi besar, maka biaya variabel yang dikeluarkan pun besar. Sebaliknya, bila produksi kecil, maka biaya variabel yang dikeluarkan kecil. Beberapa jenis biaya variabel adalah biaya bahan baku yang digunakan serta upah pekerja harian. Biaya Total/Total Cost Dalam periode waktu tertentu, sebuah perusahaan akan menghasilkan sejumlah barang jadi. Total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan terhitung sebagai biaya produksi atau biaya total. Biaya Rata-Rata/Average Cost Dalam menghasilkan barang, ada biaya yang harus dihasilkan dalam setiap produksi per unitnya. Jadi, ketika total biaya dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan, maka nominal production cost yang didapatkan akan disebut sebagai biaya rata-rata. Biaya Marjinal/Marginal Cost Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang diperlukan saat memproduksi sebuah unit barang. Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi ketika akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Kondisi ini terjadi misalnya ada pesanan mendadak yang harus dipenuhi. Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan keuangan. Teori Biaya Produksi Sebelum menginjak pembahasan cara menghitung biaya produksi, sebaiknya Anda perlu mengetahui teori biaya produksi. Adapun penjelasan teori biaya produksi adalah sebagai berikut. Full Costing Full costing adalah metode perhitungan biaya produksi dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi dalam perilaku tetap dan variabel. Jadi, seluruh biaya bahan baku, sumber daya manusia, dan overhead akan dijumlahkan hingga menghasilkan biaya full costing. Variable Costing Ada pula cara perhitungan biaya produksi melibatkan biaya variabel saja dengan unsur biaya produksi sama. Kondisi demikian masuk dalam teori biaya produksi adalah variable costing. Namun sangat jarang perusahaan menggunakan metode tersebut karena biaya tetap tidak akan muncul nantinya. Rumus Biaya Produksi Setelah mengetahui berbagai jenis biaya produksi, di bawah ini dijelaskan cara menghitung biaya produksi sehingga kamu bisa menetapkan harga jual suatu produk. Tentukan Penggunaan Teori Biaya Produksi Pertama, cara menghitung biaya produksi adalah menentukan penggunaan teori biaya produksi. Kamu dapat menyesuaikan kondisi keuangan perusahaan dengan teori biaya produksi yang cocok. Susun dan Total Pembelian Bahan Baku Setelah menentukan metode yang tepat, silakan buat daftar seluruh bahan baku yang sudah dibeli beserta harga per satuannya. Kemudian, jumlahkan seluruh harga pembelian bahan baku. Adapun rumus biaya produksi adalah berikut ini Sisa awal bahan baku + pembelian bahan baku Γ’β‚¬β€œ sisa akhir bahan baku = biaya bahan baku telah digunakan Rincikan dan Jumlahkan Biaya SDM Kemudian kamu membuat perhitungan rinci terkait jumlah sumber daya manusia yang dipekerjakan beserta posisi dan besaran upah masing-masing. Lalu, total seluruh gaji masing-masing tenaga kerja. Hasil akhir tersebut merupakan biaya sumber daya manusia dan digunakan dalam perhitungan harga produksi. Buat Perhitungan Biaya Overhead Berikutnya, perhitungan unsur biaya produksi adalah biaya overhead. Setiap periode produksi bisa saja alokasi dan besaran biaya ini berbeda-beda. Catat seluruh pengeluaran biaya overhead secara mendetail baik kuantitas dan harganya. Buatlah perhitungan biaya dari seluruh pengeluaran tersebut. Jumlahkan Seluruh Biaya Pengeluaran Semua besaran total masing-masing unsur biaya produksi telah diketahui. Selanjutnya, cara menghitung biaya produksi adalah melakukan penjumlahan seluruh biaya pengeluaran baik secara variabel atau tetap. Kamu bisa menerapkan rumus biaya produksi di bawah ini dalam perhitungannya. Total Biaya Produksi = Total Biaya Bahan Baku + Total Biaya Sumber Daya Manusia + Total Biaya Overhead Produksi Tetapkan Harga Pokok Produksi Setiap Produk Terakhir, silakan menetapkan harga pokok produksi setiap produk melalui cara membagi total biaya produksi akhir dengan total kuantitas produk. Selain cara tersebut, kamu juga bisa menggunakan rumus biaya produksi ini. Harga Pokok Produksi = Jumlah biaya produksi + sisa awal persediaan barang saat proses produksi Γ’β‚¬β€œ sisa akhir persediaan barang saat proses produksi kuantitas produk Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahui bagaimana cara dalam perhitungan biaya produksi tersebut. Contoh Pertama Rumus Biaya Produksi Sebuah perusahaan PT. STU bergerak dalam produksi sepatu formal pria. Rupanya dalam kurun waktu satu bulan, mereka mampu memproduksi produk sepatu yang dapat langsung digunakan. Produk ini rencananya akan dipasarkan ke enam toko besar termasuk memasarkan di platform e-commerce. Dalam proses produksi produk pakaian maka akan diperlukan Γ’β‚¬β€œ pengadaan bahan baku Γ’β‚¬β€œ membayar gaji karyawan Γ’β‚¬β€œ iklan dan endorsement Γ’β‚¬β€œ biaya kuota internet Γ’β‚¬β€œ transport produk ke enam toko besar Γ’β‚¬β€œ pengemasan produk Γ’β‚¬β€œ pengeluaran gudang penyimpanan Setelah ditambahkan, semua biaya tersebut akan menghasilkan production cost sebesar Bila dibagi dengan unit produk, biaya rata-rata untuk satu buah barang tersebut adalah Contoh Kedua Rumus Biaya Produksi Contoh lain, sebuah PT DEF perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal Agustus, PT DEF memiliki laporan bisnis sebagai berikut Persediaan bahan baku mentah Bahan baku setengah jadi Barang jadi yang siap dijual Pembelian persediaan bahan baku Biaya pengiriman Biaya pemeliharaan mesin Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Sisa bahan baku setengah jadi Alat rumah tangga siap dijual Tahap 1 Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku - saldo akhir bahan baku + + Γ’β‚¬β€œ = Tahap 2 Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi = Tahap 3 Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan Γ’β‚¬β€œ saldo akhir persediaan + Γ’β‚¬β€œ = Tahap 4 Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal Γ’β‚¬β€œ persediaan barang akhir. + Γ’β‚¬β€œ = Jadi, harga pokok produksi bulan Agustus adalah Dengan mengetahui proses dari perhitungan production cost serta contohnya, kamu dapat menentukan berapa seharusnya harga barang yang akan dipasarkan. Bila ternyata biaya produksi masih terlampau besar, lakukanlah beberapa langkah strategis untuk menekan komponen biaya ini. Misalnya, dengan menghemat pemakaian listrik serta membeli peralatan produksi bekas. Baca Juga Operator Produksi Definisi dan Tugasnya Kesimpulan Dengan adanya proses dari perhitungan biaya produksi serta contoh production cost yang memengaruhi perhitungan tersebut, berarti bahwa setiap kebutuhan dan unsur yang mempengaruhi produksi akan menghasilkan biaya. Bisa dihitung setiap unit produksi atau biaya pokok produksi dalam bulan tersebut. Dalam melakukan perhitungan, kamu harus menurut apa saja yang dilalui dalam proses produksi sehingga sebuah barang bisa dihasilkan. Jangan hanya menghitung pada biaya langsung karena ada biaya yang tidak langsung. Agar memastikan tidak ada yang terlewat dalam perhitungan, perhatikan tahapan alokasi biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan yang dilakukan. Setelah membaca artikel tentang biaya produksi ini, sekarang kamu bisa membuka artikel lain agar pengetahuanmu tentang UMKM terus bertambah, Majoopreneurs! Bagi yang sedang atau pernah mempelajari tentang akuntansi, Anda pasti pernah bertemu dengan istilah harga pokok penjualan dan harga jual. Karena sama-sama mengandung kata β€œjual”, banyak orang yang merasa bingung dan akhirnya menganggap keduanya sama. Padahal, harga pokok penjualan dan harga jual memiliki arti dan penghitungan yang berbeda. Berikut penjelasannya. Apa perbedaan antara harga pokok penjualan dan harga beli? Source Pixabay Harga Pokok Penjualan Disebut juga dengan Cost of Goods Sold COGS, harga pokok penjualan HPP mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Umumnya, HPP mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Tujuan dari penghitungan HPP adalah untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa. HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya dan memiliki beberapa komponen berikut Persediaan awal barang dagangan – persediaan barang dagangan yang ada pada awal periode atau tahun buku berjalan. Persediaan akhir barang dagangan – persediaan barang dagangan yang terdapat pada akhir periode atau tahun buku berjalan. Pembelian bersih – seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh perusahaan, baik secara tunai atau kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian, lalu dikurangi oleh potongan pembelian atau retur pembelian. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Untuk menentukan HPP, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini HPP = barang tersedia untuk dijual – persediaan akhir Keterangan Barang tersedia untuk dijual = persediaan barang dagangan awal + pembelian bersih Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian + potongan pembelian Contoh PT XYZ, Jakarta 1 Januari 2017 – Persediaan barang dagangan awal Rp – Pembelian Rp – Beban angkut pembelian Rp – Retur pembelian Rp – Potongan pembelian Rp – Persediaan barang dagangan akhir Rp Penghitungan HPP – Pembelian bersih = Rp + Rp – + Rp = Rp – Barang tersedia untuk dijual = Rp + Rp = Rp – Harga pokok penjualan = Rp – Rp = Rp Dengan menghitung HPP, Anda bisa menentukan harga jual yang pas untuk dibebankan kepada konsumen. Di sisi lain, HPP juga dapat membantu Anda untuk mengetahui laba yang diinginkan oleh perusahaan. Jadi, jika harga jual lebih besar dari HPP, maka bisnis akan menghasilkan laba. Sebaliknya, jika harga jual lebih rendah dari HPP, maka kemungkinan besar bisnis akan mengalami kerugian. Baca juga Inilah 4 Cara Menghitung Laba Bersih Bisnis Anda Harga pokok penjualan mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Source Pixabay Harga Jual Sementara itu, harga jual merupakan besaran harga yang dibebankan kepada konsumen. Besaran harga jual didapatkan dari penghitungan biaya produksi ditambah biaya non-produksi serta laba yang diharapkan. Nah, untuk menentukan harga jual, umumnya ada dua metode yang biasanya diterapkan, yaitu Penetapan harga biaya plus Menentukan harga biaya plus atau cost-plus pricing method bisa dilakukan dengan rumus berikut Harga jual = biaya total + margin Sebagai contoh, anggaplah usaha tas kecil Anda mendapatkan order sebanyak 100 buah untuk souvenir pernikahan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tas tersebut diperkirakan sebanyak Rp Riniciannya sebagai berikut Biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja Rp Biaya lain-lain Rp Jika Anda menginginkan laba sebesar 10% dari biaya total, maka Harga total biaya total + laba = Rp + 10% x Rp = Rp Dengan demikian, harga setiap tas kecil yang dijual adalah sebesar Rp Penetapan harga mark up Metode ini lebih banyak digunakan oleh pebisnis karena caranya yang cenderung lebih sederhana. Mark up adalah kelebihan harga jual dari harga beli. Misalnya, Anda mempunyai toko makeup. Anda membeli salah satu produk makeup seharga Rp Karena ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp Anda pun menjualnya seharga Rp Rp + Rp Apakah kini Anda sudah bisa membedakan antara harga pokok penjualan dan harga jual? Semoga ulasan di atas bisa membantu Anda memahami keduanya agar tidak lagi bingung saat membuat laporan keuangan bisnis. Untuk dapat membantu Anda dalam mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan Anda, gunakan Mekari Jurnal. Untuk mengetahui info selengkapnya segera hubungi tim Jurnal sekarang di sini.

harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan disebut